"Selamat Datang Di Blognya Gus Mied Baidlowi"

Oleh: Agus Khamid Baidlowi
(Mahasiswa Fak. Usuluddin al-Azhar Cairo)

"Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian, sehingga aku lebih ia cintai dari dirinya, orangtuanya, anaknya dan manusia seluruhnya". Begitulah sabda Rasulullah saw.

Kemarin, tepatnya hari Senin, 12 Rabiul Awal 1430 H, yang bertepatan dengan 9 Maret 2009 M, seluruh umat Islam diseluruh dunia memperingati hari besar yang sangat bersejarah dan penuh kebahagiaan Pasalnya tepat pada hari itu adalah hari ulang tahun sayyidul anbiya’ yang ke sekian ribu kalinya. Semua bersuka cita atas kelahiran sang rahmat yang menerangi seluruh jagat raya. Al-kisah pada hari kelahiran kanjeng nabi itu, seluruh burung-burung diangkasa bercericit, berkicau nan merdu memekikkan rasa syukurnya. Demikian juga dengan ikan-ikan yang berada di kedalaman lautan, semuanya bertahmid dan bertasbih mengumandangkan syukur mereka.

Lebih aneh lagi, ketika seluruh berhala yang berada di semenanjung arab tersebut berjatuhan yang akhirnya tersungkur ke bumi bersujud atas kelahiran khairul anam. Dan masih banyak lagi keajaiban serta keanehan yang terjadi dalam menyambut lahirnya sang legenda dunia, dialah baginda nabi agung Muhammad Saw yang senantiasa diutus ke muka bumi ini untuk menebarkan rahmat dan senyum kasih sayang, bukan permusuhan bukan pula perpecahan.

Rangkaian kejadian diatas mungkin hanya terjadi pada empat belas abad silam. Namun ruh keajaiban tersebut masih akan terus berlangsung hingga detik ini dan masa yang akan datang, hingga akhirnya dunia menutup mata.

Tidak hanya di Indonesia saja yang sibuk dan ramai dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw dengan berbagai acara dan pesta, ternyata di Mesir, negeri seribu menara, yang di kenal dengan negeri kinanah, negeri yang menyimpan banyak ulama dan auliya’, bahkan menjadi pusat peradaban dunia dan juga pusat studi keislaman ini, ternyata tidak kalah ramainya mewarnai rasa bahagia di hari kelahiran rasulullah saw tersebut. Kemarin, Tepatnya pada hari Senin 12 Rabiul Awal 1430 H, yang bertepatan dengan 9 Maret 2009 M. Saya adalah salah seorang yang menjadi saksi sekaligus peserta dalam acara besar itu. Di tengah terik matahari musim semi dengan pemandangan langit yang begitu cerah, seakan ikut menjadi saksi betapa bahagianya hari itu, ribuan bahkan puluhan ribu kepala manusia memadati jalanan kompleks masjid sayyidina Husein ra. Sebuah masjid tua yang didalamnya menyimpan jasad agung manusia mulia, sayyid syabab ahlu al-jannah (pemimpin pemuda ahli syurga) yang juga cucu dari baginda rasulullah saw. Acara yang bertajuk ’maukib’ atau karnaval itu tak ayal banyak menyedot perhatian para turis mancanegara yang saat itu kebetulan sedang melewati arena. Dari sisi kanan kiri jalan banyak dari mereka yang antusias mengabadikan annual moment yang bisa dibilang sangat langka itu. Terlihat dari tangan mereka yang terus menyorot lewat kamera satu persatu peserta karnaval yang sebagian besar adalah jama’ah tarekat tasawuf Mesir, yang di dalamnya diikuti juga oleh orang-orang mancanegara, seperti Indonesia, Malaysia, Sudan, Italia, Perancis, Amerika Latin, Arab Saudi dan lain sebagainya. Tidak sedikit pula dari mereka yang ikut tenggelam menikmati ’parade cinta rosul’ yang ditembangkan oleh peserta karnaval lewat qashâid dan madâih nabawiyah disepanjang rute antara masjid sayidi syekh Shaleh Ja'fari sampai pelataran masjid sayyidina Husein.

Dengan disaksikanya oleh banyak turis manca tersebut kita semua berharap semoga karnaval cinta yang kurang lebih berjarak satu kilo meter ini cukup bisa meluruskan ’imej miring’ mereka terhadap islam. Islam bukan agama teror, sebagaimana rosulullah Saw bukan seorang teroris. Rosulullah tidak membawa rudal atau pedang di tanganya, namun cinta dan ketulusan hati lah yang terselip dalam misi risalah itu di bentangkan dalam luasnya jagat raya.

Tidak bisa di pungkiri, bahwa tujuan utama di adakanya acara maulid nabi adalah disamping sebagai wujud ekspresi rasa cinta juga untuk mengenang, mengingat dan juga selalu berusaha meniru profil manusia terhebat ini, tokoh dunia yang tiada duanya, dialah Rasulullah Saw. sehingga ketika kita membaca seri tokoh dunia yang tercatat dalam sejarah, kita tidak akan pernah menemukan sosok sempurna yang sepadan dengannya. Sifat dan setiap geriknya adalah suri tauladan yang menjadi panutan kunci sukses dalam mengarungi kehidupan.

Sungguh, rasa bahagia yang tak terhingga saat Allah mengutus kekasih sejati-Nya habibullah sayiduna Muhammad saw, kepada kita sebagai umatnya. Sudah selayaknya manusia harus bersuka cita atas diutusnya beliau sebagai ’Rahmat’ ke muka bumi ini.

Tapi alangkah sayangnya, oleh sebagian golongan peringatan maulid nabi justru di larang karena dianggap sebagai bid'ah, dengan alasan acara itu tidak ada pada zaman Rasululah. Sebenarnya penulis tidak keberatan jika peringatan maulid Nabi digolongkan bid'ah, asalkan bukan bidah sayyi'ah. Karena tidak semua bid'ah itu jelek dan melanggar agama. Tetapi disana ada bid'ah hasanah yang akan selalu muncul mewarnai kemajuan zaman yang berkembang. Sehingga Islampun tidak akan pernah ketinggalan zaman. Dan salah satu contohnya adalah peringatan maulid nabi, yang akan selalu dilestarikan disetiap tahunnya. Dan bukti dari kehasanahan bid'ah ini adalah, dimanapun acara peringatan maulid nabi digelar, selalu kita jumpai, semuanya pasti berisikan acara-acara yang baik, yang senantiasa diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, yaitu lantunan ayat-ayat suci al-Quran, pembacaan salawat, ceramah keagamaan dan hal-hal baik lainnya. Sama sekali di dalamnya tidak ada pelanggaran terhadap agama. Bahkan dari situ, banyak hikmah dan manfaat yang dapat diperoleh. Jadi, sungguh tidak bijak jika acara maulid nabi ini disebut sebagai bid'ah sayyi'ah yang patut dilarang.

Ketika seseorang merasa bahagia karena mendapat anugerah lulus ujian, maka iapun akan mengekspresikan kebahagiaaan itu, sehingga ia pun tak segan-segan untuk merayakannya dengan pesta sebagai rasa syukur atas nikmat-Nya. Begitulah orang-orang yang merasakan betapa bahagianya mendapat anugerah terbesar di kirimkannya rasulullah untuk kita sebagai umatnya. Maka sepatutnya beliau selalu kita cintai dan kita hormati. Sehingga disetiap hari lahirnya kita selalu ekspresikan dengan sebuah perayaan pesta maulid nabi. "Qul bi fadhli Allahi wa birahmatihi fa bi dzalika fal yafrohu" Yang artinya, “katakan (wahai muhammad), karena kemuliaan Allah -dengan mengutusku- dan rahmat-utusan- itu maka berbahagialah kalian!!!

Allah di dalam firman-Nya menyuruh untuk selalu berbahagia dan menyukuri anugerah nikmat-Nya. Tidakkah manusia sadar bahwa anugerah nikmat Allah paling besar adalah rasulullah, sehingga darinya kita bisa memeluk agama Islam dan juga menjadi manusia beriman yang bermoral dan bermartabat. Maka dari itu, sepatutnya rasa syukur itu seyogyanya kita ungkapkan dan ekspresikan. Apapun bentuk ekspresinya, selama tidak melanggar norma-norma agama, maka itu sah-sah saja. Sehingga seorang pujanggapun melantukan syairnya: "Barang siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan selalu mengekspresikan cintanya, mengingat dan menyebut namanya".

Happy birthday to rasulallah. Semoga senantiasa cinta kami padamu selalu memenuhi hati kami. Sehingga tidak ada lagi celah untuk bisa menggantikan cinta itu melebihi dari cinta kepadamu. Mudah-mudahan perasaan cinta dan kebahagiaan ini, dapat selalu kita ekspresikan kapanpun dan dimanapun. Dan Salah satunya, dengan perayaan peringatan maulid nabi, dengan harapan itu semua bisa menjadi sebab tercurahnya rahmat dan syafaat Rasulullah di hari kiamat nanti. Amiin. Washallahu ala sayidina Muhammadin wa 'ala alihi washahbihi wasallam.

Nb: Artikel ini telah dimuat di buletin "Prestasi KSW" masisir Cairo, edisi bulan Maret 2009.


Lainnya:

Popular Posts